𝑩𝒆𝒓𝒕𝒆𝒂𝒕𝒆𝒓 𝑺𝒂𝒎𝒑𝒂𝒊 𝑴𝒂𝒕𝒊

 𝓐𝓴𝓾 𝓭𝓪𝓷 𝓛𝓸𝓻𝓸𝓷𝓰 𝓟𝓾𝓽𝓲𝓱

 

 
 
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&opi=89978449&url=https://www.cakrawalahukum.com/sanggar-krida-wira-suguhkan-drama-musikal-yang-berjudul-dewi-wara-amba-mampu-memukau-penonton&ved=2ahUKEwjCorfd3ICLAxVlSmwGHXDsKxUQFnoECB4QAQ&usg=AOvVaw3ptzbFaDQ0jqlv_BN-JMaf
 

    Dua belas tahun penantian, mengikuti PENTAH, Pentas Tahunan Teater Lorong Putih SMAN 1 BOJONEGORO. Akhirnya, tahun ini, tepat di tanggal 18 Juli 2024, aku bisa merasakan betapa megahnya sebuah drama musikal yang sangat epic, bersama dengan semua seniman hebat Bojonegoro, dan tentunya pelatih sekaligus sutradara kesayangan, Mas Mukarom. Diberi kesempatan bergabung di ekstra teater ternama ini, dan akhirnya, alhamdulillah bisa memainkan peran yang sangat keren dan berwibawa. Srikandi, peranku saat itu yang membuat aku tak henti bersyukur dan berterima kasih bisa memerankan ini. Di Lorong Putih ini, memang sudah lama aku menginginkannya. Mengembangkan kesenian, utamanya di bidang teater,dan alhamdulillah sekali bisa tercapai di SMASA ini.
  Srikandi dalam lakon DEWI WARA AMBA ini bukanlah karakter pertamaku di Lorong Putih ini. Sebelumnya, peran pertama yang kudapatkan adalah menjadi jaranan sandur saat mengikuti ajang bergengsi di UNESA, yakni FTTPMN. Mimpi yang menjadi kenyataan, mengikuti FTTPMN di UNESA, ajang perlombaan teater pertamaku. Sungguh sangat bangga bisa diberi kesempatan berdiri di panggung Sawunggaling UNESA,dengan menampilkan kesenian khas Bojonegoro, yakni Sandur.
   Kesempatan kedua, saat mengisi Hari Pahlawan di sekolah, tim GAC (Ganeca Art and Culture), yakni gabungan berbagai ekstra kesenian di SMASA menampilkan dramatari dengan lakon Gajah Mada. Saat itu,aku terpilih memerankan Gayatri, putri bungsu Kerajaan Singasari. Ada banyak tantangan yang kutemui saat memerankan Gayatri, utamanya adalah dalam hal bernyanyi. Tapi, dengan bimbingan Mas Muka dan Bu Dinda, alhamdulillah bisa memerankan karakter ini dengan baik dan acara dapat berjalan lancar.
 
Banyak sekali hal yang kudapatkan saat berteater bersamanya,Lorong Putih. Mulai dari teknik dalam berteater itu sendiri, hingga kebersamaan dan kekuatan dalam sebuah pementasan teater. Lorong Putih menjadi jawaban dari keinginan dan doaku semenjak SD, bisa bergabung di Lorong Putih dan belajar banyak mengenai kesenian berteater. Semoga kedepannya, aku bisa mengasah lagi kemampuanku yang masih sangat kurang di teater ini, dan keluarga Lorong Putih bisa terus solid, bersma-sama dalam mengembangkan kesenian teater utamanya di SMASA ini.


Teknik dasar akting teater dibagi menjadi tiga, yakni olah tubuh, olah suara, dan olah rasa. Berikut ini penjelasannya.

1. Olah Tubuh

Tubuh menjadi bahasa simbol dan isyarat dalam bermain teater. Melalui gestur, tubuh mencerminkan karakter atau watak tokoh yang sedang diperankan. Dengan demikian, fleksibilitas gerak tubuh merupakan kemampuan dasar yang harus dikuasai oleh pemain teater.

Latihan olah tubuh sendiri diarahkan untuk mendukung kemampuan pemain dalam mewujudkan akting yang baik. Pada latihan olah tubuh, hal utama yang harus dilakukan adalah melakukan dalam kondisi bugar, segar, dan menyenangkan.

Secara umum, ada lima bagian tubuh yang harus terus dilatih fleksibilitasnya sebagai modal seorang pemain teater untuk berakting secara baik. Lima bagian tubuh ini meliputi: 

 

  • Latihan bagian kepala;
  • Latihan bagian tangan;
  • Latihan bagian badan;
  • Latihan bagian pinggul;
  • Latihan bagian kaki.

2. Olah Suara

Seorang pemain teater harus memiliki kemampuan mengolah suara yang baik. Hal ini karena suara merupakan faktor penting sebagai penyampai pesan kepada penonton.

Penguasaan intonasi, diksi, dan artikulasi setiap kata yang diucapkan, harus jelas dan wajar sesuai dengan tuntutan karakter tokoh yang diperankan.

Dengan demikian, seorang aktor perlu latihan olah suara dengan tahapan-tahapan tertentu. Latihan olah suara dapat diawali dengan mengucapkan kata vokal seperti "a, i, u, e, o" sesuai dengan bentuk mulut.

Ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam latihan teknik olah suara:

  • Tekanan kata tertentu yang perlu ditonjolkan dalam sebuah kalimat untuk memperkuat pesan atau mendramatisir kalimat.
  • Jiwa kalimat, yakni seorang aktor penting untuk dapat menghidupkan sebuah kalimat dengan bumbu-bumbu emosi, seperti rasa gembira, sedih, dan lain sebagainya.
  • Tempo dan Irama, yakni pengolahan suara dengan memperhatikan dinamika, artinya suara yang dihasilkan tidak monoton tetapi bervariasi. Misalnya cepat, lambat, tegas, mendayu, dan sebagainya.

3. Olah Rasa

Akting pada dasarnya menampilkan keindahan dan keterampilan seorang aktor dalam mewujudkan berbagai pikiran, emosi, perasaan, dan sosok peran yang sedang dimainkan sesuai dengan karakter. Aktor harus memiliki kemampuan untuk menjadi seseorang yang bukan dirinya sendiri.

Untuk mencapai titik tersebut, seorang aktor setidaknya harus melakukan tiga latihan berikut ini:

  • Latihan konsentrasi
  • Latihan imajinasi
  • Latihan ingatan emosi

Komentar