𝑺𝒆𝒉𝒂𝒓𝒊 𝒎𝒆𝒏𝒋𝒂𝒅𝒊 𝑵𝒐𝒏𝒂 𝑷𝒂𝒑𝒖𝒂
Banyak sekali keseruan baik dalam pementasan atau saat latihan, salah satunya adalah ini pengalaman pertamaku melakukan tari berpasangan, dengan kostum adat Papua. Partner tariku saat itu, Rizky juga sangat seru, sehingga kita bisa menjalankan tugas ini dengan lancar. Tak terpikir sebelumnya, akan terlibat dalam acara besar semegah ini.
Hari itu, aku juga bisa merasakan sehari menjadi Nona manis Papua, dengan kostum yang sangat unik dan ikonik. Aku merasa sangat senang, bahagia, bangga, bisa mengenakan kostum adat Papua itu. Ternyata, pakaian adat Papua seindah dan se-unik ini. Dengan setelan baju warna hitam dan rok pendek, serta hiasan kepala dihiasi bulu burung cendrwasih,burung asli Papua. Rumbai-rumbai di kepala bagaikan mahkota, sering dipakai penduduk Papua. Fungsinya sebagai hiasan tambahan pakaian adat Papua. Hiasan ini terbuat dari bulu burung kasuari berwarna kuning dan putih. Pemilihan bulu burung kasuari sebagai hiasan kepala adalah karena bentuknya yang menarik dan unik.Terkadang hiasan ini dikombinasikan dengan bulu kelinci. Terkadang, bulu burung kasuari juga diganti dengan ilalang sebagai bahan dasar.
Denga keindahan dan keunikan ini membuka mataku, bahwa Indonesia sangat kaya akan segala hal keindahannya, termasuk pakaian adatnya.
𝓟𝓮𝓶𝓾𝓭𝓪 𝓐𝓷𝓰𝓵𝓲𝓷𝓰 𝓓𝓪𝓻𝓶𝓪, 𝓫𝓲𝓼𝓪 𝓢𝓮𝓰𝓪𝓵𝓪𝓷𝔂𝓪
Sanggar Angling Darma, yang berisi para pemuda/i hebat membuktikan bahwa mereka bisa segalanya, termasuk membanggakan nusa dan bangsa. Bertemu teman-teman baru, dan pengalaman baru, itulah yang kudapatkan dari Sanggar Angling Darma. Melestarikan dan menjaga budaya Nusantara, juga salah satu harapanku yang semoga bisa kuwujudkan bersamanya.
Terima kasih banyak STAD, Disbudpar dan Dinpora, telah memberikan pengalaman yang sangat berharga dan membanggkan.
https://www.gramedia.com/literasi/pakaian-adat-papua/?srsltid=AfmBOooICggmA2qA7yLYW9ubiEID54ix242RT0HsCtl2kqqxnkXUiGt5
Komentar
Posting Komentar