𝑺𝑻𝑨𝑫, 𝑺𝒂𝒌𝒔𝒊 𝒅𝒂𝒏 𝑩𝒖𝒌𝒕𝒊 𝑷𝒆𝒓𝒋𝒂𝒍𝒂𝒏𝒂𝒏𝒌𝒖
Sanggar Tari Angling Darma, sanggar tari,rias,dan sewa kostum. Berada di Jl. Lettu Suwolo, utara Stadion Letjen H. Sudirman No. 20. Ya, tempat ini adalah sekolah keduaku setelah sekolah formalku. Aku mulai bergabung di sanggar ini saat aku masih duduk di bangku TK. Orang tuaku yang melihat potensiku dalam hal tari, menitipkanku di sekolah tari ini. Terhitung sudah hampir 13 tahun aku bergabung di sanggar ini, dan telah banyak sekali pengalaman yang sangat berharga juga ilmu yang kudapatkan.
STAD menjadi saksi dan bukti, betapa aku sangat mencintai seni tari ini. Dengan giat dan tekun, aku selalu menyerap materi yang diberikan para guru di sini. Hingga sedikit demi sedikit aku mendapat kesempatan tampil dan mendapat uang, dari yang hanya lingkup kecil hingga acara besar.
𝓣𝓱𝓮𝓷𝓰𝓾𝓵 𝓖𝓸𝓮𝓼 𝓽𝓸 𝓙𝓪𝓴𝓪𝓻𝓽𝓪
Ini adalah event terbesar pertamaku saat itu, menarikan tari thengul di Istana Negara Jakarta bersama penari hebat lainnya. Aku yang saat itu masih duduk di bangku kelas 6 SD, menjadi satu dari dua perwakilan dari sanggarku yang terpilih untuk mengikuti acara ini. Haru,bangga,senang,bersyukur tentunya,bisa terlibat dalam acara besar kenegaraan. Ini tak lepas dari doa orang tuaku juga sanggar, yang telah membimbingku hingga aku bisa layak tampil di acara ini.
𝓣𝓜𝓘𝓘 "𝓚𝓲𝓭𝓾𝓷𝓰 𝓟𝓵𝓮𝓼𝓲𝓻𝓪𝓷" 𝓑𝓸𝓳𝓸𝓷𝓮𝓰𝓸𝓻𝓸
Beranjak remaja, saat aku sedang sibuk mempersiapkan ujian akhir semesterku di kelas 10, aku mendapat panggilan untuk ikut bergabung bersama DISBUDPAR Bojonegoro untuk tampil di TMII,Jakarta. Lagi-lagi aku masih tak menyangka, juga sangat bersyukur bisa diberi amanah dan kesempatan untuk tampil di acara yang besar ini. Aku yang saat itu paling muda,harus bisa menyesuaikan dengan segala keterbatasanku dalam menari untuk mengimbangi kakak-kakak dan seniman lainnya agar bisa tampil dengan baik. Saat itu juga,aku menjadi tau bagaimana kehidupan sebenarnya seorang seniman sejati di dunia pementasan. Latihan tanpa henti siang malam, ganti gerakan mendadak, dan belajar hidup mandiri.serta belajar menjahit dan meronce juga kupelajari dan kulalui saat itu. Banyak sekali pelajaran hidup dan berkesenian yang kudapatkan saat disana, juga tentang perjuangan seorang seniman, yang bukan hanya dilihat sebagai seniman abal-abal yang hanya merias diri dan terima gaji. Alhamdulillah, dengan berusaha belajar dan selalu berdoa, aku bisa menjalankan tugas dengan baik, sehingga pagelaran dapat terselenggara dengan lancar dan apik.
Dari pengalaman-pengalamanku itu, tidak ada artinya seorang aku, seorang seniman tanpa guru pembimbing,dan wadah yang memadai. Sanggar Angling Darma ini telah memberikanku banyak pengetahuan,kesempatan,dan juga ilmu yang sangat banyak dalam hal kepenarian. Ia juga menjadi saksi dan bukti perjuanganku sejak kecil, berlatih setiap minggu, hingga alhamdulillah bisa berkesempatan tampil di acara besar dan mendapat uang, hasil dari kerja keras dan kegigihan.
Terima kasih banyak STAD, semoga aku bisa meneruskan perjuanganmu melestarikan kesenian Nusantara, membanggakan Bojonegoro, dan mencetak generasi yang mencintai tradisi.
Komentar
Posting Komentar