𝑻𝒂𝒓𝒊 𝑹𝒐𝒏𝒅𝒐 𝑴𝒐𝒓𝒊, 𝑺𝒆𝒄𝒖𝒊𝒍 𝑲𝒊𝒔𝒂𝒉 𝒅𝒂𝒓𝒊 𝑫𝒆𝒔𝒂 𝑴𝒐𝒓𝒊
Petilasan letaknya berada di tengah persawahan tersebut dulunya menjadi tempat dulunya Mbok Rondo Mori bertapa sekaligus menyebarkan Agama Islam.
Hingga kini banyak masyarakat yang mengunjungi petilasan tersebut tidak hanya sekedar berdoa tetapi juga sebagai destinasi wisata religi.
Berlokasi di Desa Mori Kecamatan Trucuk Kabupaten Bojonegoro,
Jika
ingin mengunjungi petilasan kita harus berjalan kaki kurang lebih
sejauh 400 meter dari pemukiman warga melalui jalan setapak di sekitar
persawahan.
Lokasi yang agak jauh dari pemukiman warga membuat
petilasan Mbok Rondo Mori sering dikunjungi banyak orang untuk
mengetahui juga tentang sejarah tokoh Mbok Rondo Mori tersebut.
Sebelum
masuk ke dalam area petilasan terdapat pula papan di pintu masuk yang
bertuliskan aksara jawa dan huruf balik bertuliskan nama Nyi Dewi Nawang
Wulan,beliau adalah adik dari Sunan Kali Jogo yang merupakan putri
bupati Tuban Wilatikta.
Mbok Rondo Mori merupakan sebuah nama atau julukan sedangkan nama aslinya dari beliau hingga kini masih dirahasiakan, banyak masyarakat sekitar menyebut Mbok Rondo Mori dengan nama, mulai dari Dewi Namang Wulan, Dewi Wulan Sari, hingga Indah Ris.
Alasan nama beliau hingga kini masih dirahasiakan lantaran
beliau masih ada kaitan dengan Waliullah dan hanya beberapa orang saja
yang tahu nama asli beliau.
Imron salah satu tokoh masyarakat setempat ketika diwawancara awak media
Rabu (29/03/2023) menjelaskan bahwa tempat tersebut digunakan untuk
bertapa atau menyendiri dan Mbok Rondo Mori sendiri ada kaitannya dengan
cikal bakal terbentuknya Desa Mori, tukasnya.
“Sosok Mbok Rondo Mori merupakan tokoh pada waktu zaman kerajaan Hindu Budha yang berjasa dalam menyebarkan Agama Islam diwilayah ini, termasuk ada kaitan dengan Sunan Bonang Tuban dan Sunan Giri Gresik, bahkan masyarakat yang akan berziarah ke Makam Sunan Bonang dan Sunan Giri pasti menyempatkan diri untuk berkunjung ke makam Mbok Rondo Mori terlebih dahulu”, sambungnya.
“Petilasan Mbok Rondo Mori ini pertama kali di temukan pada masa pemerintahan Desa Mori di awal dahulu, hingga saat ini di keturunan Kepala Desa yang ke 10, sementara kedatangan beliau ke Desa ini adalah untuk mensucikan diri atau bertapa, beliau merupakan sosok perempuan yang sangat cantik rupawan mengenakan pakaian adat Jawa pada masa kerajaan dan selalu memakai selendang berwarna hijau yang menurut masyarakat dulu membawa keberkahan, dan tempat ini masih selalu ramai di datangi pengunjung untuk acara nyadran sebagai bentuk nguri uri budaya leluhur dan untuk mengingat sejarah desa”, tutup Imron.
https://suarabojonegoro.com/mbok-rondo-mori-perempuan-penyebar-agama-islam-di-kecamatan-trucuk/
https://mori-bjn.desa.id/artikel/2024/3/22/sejarah-desa
Komentar
Posting Komentar