๐ป๐๐๐ ๐ฎ๐๐๐๐๐๐๐ ๐ท๐๐๐๐๐๐๐,๐ป๐๐๐ ๐ฒ๐๐๐๐๐ ๐ฒ๐๐๐๐๐๐
Gambyong Pareanom adalah tarian tradisional Jawa yang berasal dari daerah Surakarta dan Yogyakarta. Tarian ini biasanya ditampilkan dalam acara pernikahan, pertunjukan seni, dan acara adat lainnya. Gambyong Pareanom ditarikan oleh seorang penari wanita yang mengenakan pakaian tradisional Jawa seperti kebaya, kain batik, dan sanggul. Gerakan tariannya didominasi oleh gerakan lemah gemulai yang lembut dan elegan. Tarian Gambyong Pareanom biasanya diiringi oleh musik gamelan Jawa dan nyanyian lagu-lagu Jawa. Lagu-lagu yang digunakan dalam tarian ini biasanya mengisahkan tentang kehidupan sehari-hari, asmara, dan keindahan alam. Tarian Gambyong Pareanom memiliki nilai-nilai budaya yang sangat penting bagi masyarakat Jawa. Selain sebagai hiburan, tarian ini juga dianggap sebagai sarana untuk memperkenalkan kebudayaan Jawa kepada generasi muda serta sebagai wujud penghormatan terhadap leluhur dan tradisi nenek moyang.
Ciri dan Karakteristk Tari Gambyong
Ciri khas yang pertama adalah bagian dari tari gambyong. Tari ini memiliki tiga bagian, yaitu awal, isi, serta akhir atau dalam istilah tari Jawa gaya Surakarta, bagian tersebut disebut dengan istilah maju beksan, beksan dan mundur beksan.
Pusat dari keseluruhan tari gambyong berada pada gerak kaki, lengan, kepala serta tubuh penari. Gerakan tangan maupun kepala juga memiliki konsep yang menjadi ciri khas utama dari tari Gambyong itu sendiri.
Selain itu, pandangan mata akan selalu mengiringi maupun mengikuti setiap gerak tangan dengan cara memandang ke arah jari-jari tangan dan gerakan ini menjadi hal yang sangat dominan dalam tari Gambyong. Bahkan, gerakan kaki dalam tari Gambyong juga akan bergerak secara harmonis dan seirama hingga membuat tarian Gambyong tampak indah ketika ditampilkan, sehingga penonton akan merasa kagum.
Secara garis besar, karakteristik dan ciri dari tari gambyong adalah sebagai berikut.
- Sebelum tari gambyong dimulai, pertunjukan selalu dibuka dengan gendhing pangkur.
- Teknik gerak, irama, iringan tari serta pola dari kendhangan tari akan menampilkan karakter tari yang kenes, kewes, luwes, serta tregel.
Ada tiga gerakan dalam tari gambyong, yaitu gerakan awal atau disebut dengan istilah maju beksan, gerakan utama yang disebut dengan istilah beksan, dan gerakan penutup yang disebut dengan istilah mundur beksan.
Gerakan tarian ini biasanya akan lebih menonjolkan keluwesan pada kaki, tangan, tubuh dan kepala penari. Sedangkan gerakan-gerakan dasarnya berada pada kepala serta tangan ketika menari.
Gerakan dari tari Gambyong dilakukan dalam tempo yang pelan serta sangat hati-hati. Setiap gerakan dari tari Gambyong memiliki makna atau menggambarkan kecantikan dari perempuan Jawa. Sorot dari mata penari yang teduh akan selalu memandang jari-jari tangan, sehingga akan menambahkan suasana kelembutan serta keanggunan dari tari gambyong.
Kaki penari akan melakukan gerakan-gerakan dengan mengikuti irama musik gamelan yang harmonis dan lembut. Selain gerakan, ekspresi wajah dari penari juga akan menunjukan senyum yang anggun ketika menampilkan tarian ini.
Kelembutan dari gerakan tari Gambyong merupakan karakteristik dari tari Gambyong yang menarik untuk dipelajari. Meskipun, tari Gambyong dulunya hanya dipelajari oleh orang-orang yang berada di lingkungan kerajaan saja, tetapi saat ini masyarakat umum pun juga dapat mempelajari tari Gambyong bahkan bisa menjadikan tarian ini sebagai media hiburan.
Iringan dan Makna
Kendang adalah alat musik utama dalam tari Gambyong. Tabuhan dari pemain
kendang akan memberikan tempo serta ritme untuk gerakan penari. Dengan
begitu, irama serta gerakan tari akan selaras dan indah ketika dilihat.
Selain diiringi dengan gamelan, tari Gambyong juga diiringi dengan
nyanyian dari sinden yang menyanyikan langgam Jawa.
Tari Gambyong biasa ditampilkan pada musim tanam serta panen padi. Tujuan dari tarian Gambyong adalah untuk kesuburan serta agar mendapatkan panen yang melimpah. Menurut tradisi dari Jawa Timur dan Jawa Tengah, tari Gambyong adalah bentuk penghormatan untuk Dewi Sri sebagai suatu simbol kesuburan. Dewi Sri digambarkan sebagai penari Gambyong. Selain itu, tari gambyong saat ini ditampilkan untuk menyambut tamu kenegaraan, kehormatan serta memeriahkan acara pernikahan.
https://referensi.data.kemdikbud.go.id/budayakita/wbtb/objek/AA001298
https://www.gramedia.com/literasi/tari-gambyong-2/?srsltid=AfmBOoolE9w01sjmc8a-OFWb4dg-q3_5KmT5nphs7DKo-Vkp3UhZVedT
Komentar
Posting Komentar